Gambar Sampul Seni Budaya sm.2 · Pengertian Merancang Pementasan
Seni Budaya sm.2 · Pengertian Merancang Pementasan
Zackaria Soetedja, Dewi Suryati, Milasari, Agus Supriatna

24/08/2021 10:47:58

SMA 10 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Seni Budaya

157

Setelah mempelajari Bab 15, peserta didik diharapkan dapat:

1.

Mengidentifikasi pengertian merancang pementasan teater tradisional.

2.

Mengidentifikasi kegiatan merancang pementasan teater tradisional.

3.

Mengidentifikasi unsur-unsur dalam merancang pementasan teater

tradisional.

4.

Mengamati kegiatan merancang pementasan teater tradisional.

5.

Membedakan teknik merancang pementasan teater tradisional.

6.

Menganalisis kegiatan merancang pementasan teater tradisional.

7.

Merancang pementasan teater bersumber teater tradisional.

8.

Mempresentasikan rancangan pementasan teater sederhana dengan

lisan, dan tulisan dalam bentuk proposal dan konsep pementasan teater

bersumber teater tradisional.

Semester 2

BAB 15

Merancang

Pementasan

Teater

PETA MATERI

Pengertian Merancang

Pementasan

Jenis Kegiatan

Merancang Pementasan

Teknik Merancang

Pementasan

Unsur-unsur Merancang

Pementasan

Merancang

Pementasan Teater

Kreativitas Merancang

Pementasan

Mengobservasi Kegiatan

Merancang Pementasan

Menganalisis Kegiatan

Merancang Pementasan

Merancang Kegiatan

Merancang Teater

Mempresentasikan

Rancangan Pementasan

158

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

Pengantar

Pembelajaran Seni Teater pada kelas X semester dua ini, pada dasarnya

merupakan tahapan pembelajaran selanjutnya dari materi pembelajaran

semester satu, Bab 7 dan Bab 8. Coba kamu, buka kembali buku seni teater

semester satu, Bab 7 dan Bab 8 tentang materi seni peran dan menyusun

naskah lakon teater! Terkait dengan pembelajaran seni teater pada semester

dua, Bab 15. Kamu akan diajak belajar bersama dengan teman kamu untuk

merancang pementasan teater sesuai dengan potensi, bakat dan minat kamu

dibidang seni, utamanya dalam memahami pembelajaran melalui seni teater.

Mari ikuti dan bacalah dengan seksama.

Pada dasarnya pementasan merupakan puncak dari sebuah proses

berkesenian, begitu pula dengan pementasan teater sebagai proses puncak

kreativitas seni yang dikomunikasikan pembelajar seni kepada penontonnya

melalui pementasan seni. Komunikasi di dalam teater dapat dilakukan bersifat

langsung di panggung pementasan dan tidak langsung melalui media

elektronik. Pementasan teater secara langsung sifatnya sesaat, terbatas dengan

waktu dan tidak bisa diulang. Adapun pementasan teater melalui media atau

perantara alat elektronik; radio, televisi, media sosial dan film layar lebar

bersifat dapat diulang dan dilakukan dengan proses perekaman.

Kita lebih lanjut, bicarakan pementasan teater bersifat langsung.

Kedudukan penonton dalam mengapresiasi materi seni bersifat tanpa

perantara media lain. Dengan kepekaan pancaindra, kamu dapat menangkap

peristiwa pementasan yang terjadi di atas pentas dengan tidak dapat diulang

atau diputar layaknya seni rekam (audio-audiovisual).

Seni Teater, termasuk di dalamnya teater tradisional bukan hasil kerja

individu, tetapi merupakan hasil kreativitas bersama (kolektif ) dengan

beberapa awak pendukung pentas. Karena itu di dalam teater perlu dibangun

etos kerja yang optimal dan saling percaya, mulai dari kegiatan merancang

hingga pementasan. Terkait pembelajaran merancang pementasan teater,

kamu perlu pahami tentang; pemilihan dan penentuan lakon, pemilihan dan

penentuan pemain dan pendukung pentas, melakukan latihan yang cukup,

membuat dan menyiapkan unsur-unsur artistik dan non artistik pementasan.

Hal ini, dilakukan agar terlaksananya pementasan sesuai dengan harapan dan

sasaran penonton. Yakni terjadinya komunikasi antara pementasan seni teater

dengan penontonnya yang akan dibahas pada bab 15 tentang pementasan

teater.

Seni Budaya

159

Setelah kamu menyaksikan pementasan teater di gedung pertunjukan,

di tengah lapang, di media jejaring sosial, atau di televisi. Unsur-unsur

pementasan apa saja yang kamu lihat (tonton)? Coba kamu amati

gambar di bawah ini, untuk mengidentifikasi jenis kegiatan perancangan

pementasan teater!

1

4

7

10

2

5

8

11

3

6

9

12

160

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

1)

Gambar manakah yang menunjukkan salah satu kegiatan merancang

pementasan teater tradisional yang kamu ketahui?

2)

Pernahkah kamu terlibat kegiatan merancang pementasan berdasarkan

gambar tersebut?

3)

Apa perbedaan yang menonjol dari sudut pandang merancang pementasan

teater dari contoh gambar tersebut?

4)

Dapatkah kamu mengidentifikasi pengertian merancang pementasan

teater berdasarkan contoh gambar tersebut?

5)

Apakah ada perbedaan kegiatan artistik dan non artistik dalam merancang

pementasan teater tradisional dan melalui contoh gambar tersebut?

No.

Gambar

Kegiatan Merancang

Pementasan Teater

Penjelasan

Singkat Kegiatan

Artistik

Non Artistik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kamu perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah

pertanyaan di bawah ini!

Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokkan

dan isilah tabel di bawah ini sesuai dengan kegiatan merancang

pementasan teater!

Seni Budaya

161

Format Diskusi Hasil Pengamatan

Nama Kamu

:

NIS :

Hari/Tanggal Pengamatan

:

No.

Unsur Pengamatan

Uraian Hasil Pengamatan

1.

Nama Rancangan

Pementasan

2.

Jenis Rancangan Pementasan

Te a t e r

3.

Materi Rancangan

Pementasan Teater

4.

Jadwal Rancangan

Pementasan Teater

5.

Teknik Merancang

Pementasan Teater

6.

Kegiatan Merencanakan

Pementasan Teater

7.

Kegiatan Mengorganisasikan

Pementasan Teater

8.

Gambaran Kegiatan

Merancang Pementasan

Te a t e r

Setelah kamu mengisi kolom tentang unsur kegiatan artistic dan non artis-

tik pementasan, kemudian diskusikanlah dengan teman-teman dan isilah

kolom di bawah ini!

Agar kamu lebih mudah memahami, bacalah konsep tentang merancang

pementasan teater beserta langkah-langkahnya. Selanjutnya, kamu bisa

mengamati lebih lanjut dengan melihat proses merancang pementasan

secara langsung ataupun melihat gambar, tayangan dari video serta

membaca referensi dari berbagi sumber belajar yang lain!

162

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

A. Pengertian Merancang Pementasan

Merancang pementasan adalah suatu kegiatan berupa rangkaian tindakan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan langkah-langkah memahami

secara konseptual, teknik dan prosedural untuk menghasilkan tujuan

pementasan. Pementasan teater secara umum, baik pementasan teater

tradisional atau pun teater non tradisional (teater transisi, teater modern dan

teater kontemporer) merupakan proses komunikasi atau peristiwa interaksi

antara pementasan seni dengan penontonnya yang dibangun oleh suatu sistem

pengelolaan, yakni manajemen pementasan.

Manajemen secara umum dapat dipahami sebagai serangkaian tindakan

yang dilakukan seorang pengelola seni dalam memberdayakan sumber-

sumber (potensi) yang ada berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi

manajamen dalam sebuah kegiatan menurut Terry (1980) dapat dilaksanakan

melalui serangkaian kegiatan mulai dari; perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan (POAC) guna mencapai tujuan kegiatan dengan

efektif dan efisien. Tujuan yang dimaksud adalah mencapai tujuan pementasan

seni teater.

Tujuan seni di dalam pengelolaan pementasan, termasuk di dalamnya

pementasan teater adalah guna mencapai kualitas pementasan seni yang

bermutu dan menjaga kesejahteraan beberapa awak pendukung pementasan

di dalamnya. Dalam hal ini, kualitas pementasan seni ditanggungjawabi oleh

seorang Manager Artistik, dikenal dengan istilah Sutradara. Kesejahteraan

bagi beberapa awak pendukung pentas dipercayakan kepada seorang yang

mengetahui secara ilmu dan praktik dalam merancang pementasan yang

ditanggungjawabi seorang Manager Produksi atau Pimpinan Produksi.

Bagaimana dengan teater tradisional? Apakah kegiatan merancang dalam

pementasan teater tradisional diperlukan? Pada awal pembentukannya teater

tradisional, baik teater rakyat atau pun teater istana sama-sama melakukan

kegiatan perancangan dalam pementasannya. Perancangan terhadap

pementasan seninya dilakukan secara cermat, bersifat komunal dan memiliki

fungsi seni bagi masyarakat pemiliknya. Artinya, teater tradisional awal

kepemilikannya dan terbentuk seninya bersifat komunal masyarakat, tidak

bersifat individual.

Dalam perkembangannya, setelah teater tradisional, bersifat kedaerahan

terbentuk tidak lagi membutuhkan pengelolaan yang rumit dan baru, karena

produk seni teater tradisional telah terwujud dengan aturan-aturan baku atau

tetap dari hasil kesepakatan masyarakat secara turun temurun. Kedua jenis

teater tradisional tersebut dengan fungsi dan latar belakang kepemilikan yang

Seni Budaya

163

berbeda berdampak pada perbedaan hasil kualitas seninya. Pementasan teater

tradisional rakyat memiliki sifat kesederhanaan, karena dibentuk oleh

masyarakat huma, pertanian dan pedesaan. Teater istana hadir mewakili

masyarakat berlatar belakang istana dengan cita rasa seni yang tinggi dan

rumit (

adiluhung

). Mengapa demikian? Karena, teater tradisional rakyat hadir

untuk mengisi waktu dikala waktu senggang, selepas pulang kerja di sawah,

berburu, atau berlayar menangkap ikan di laut. Dengan alat musik seadanya

dan bahan yang ada bersumber lingkungan sekitar, dengan kebiasaan hidup

yang sederhana dan penuh canda tawa dan adat istiadat yang menyertai siklus

hidupnya. Akhirnya, seni teater tradisional rakyat yang terbentuk dengan tata

aturan pementasannya yang bersifat bersahaja, sederhana dan khas ke daerahan

menjadi ciri masyarakat pemiliknya. Teater tradisional istana kehadirannya,

karena dikerjakan oleh para empu (tokoh, bujangga) seni dengan maksud

untuk meghadirkan kualitas seni yang bersifat agung, pencitraan sang

penguasa (raja) dan cenderung selera seni yang tinggi dan rumit yang ditandai

dengan unsur-unsur pembentuk seninya. Pementasan teater tradisional yang

telah terbentuk dan mewakili selera seni masyarakat pemiliknya dengan

penggambaran hidup kebiasaan masyarakat, teruji oleh waktu dan bersifat

turun temurun kepemilikannya dari generasi ke genrasi melalui sistem

transmisi

(pewarisan).

Dengan tidak menampikkan kegiatan merancang pementasan pada teater

tradisional, terutama menggarisbawahi

emergency

(darurat) manakala terjadi

kekosongan peran, baik pemain musik atau pemeran lakon dengan

mengantisipasi kejadian sakit atau meninggal dunia. Hal ini, sangat diwaspadai

oleh kelompok atau grup teater tradisional, terutama dalam mempertahankan

ketradisiannya dengan baik dan memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat

penanggapnya. Untuk mengantisipasi terjadinya di luar kemampuan yang

terjadi, kelompok teater tradisional, terutama teater rakyat, biasanya melakukan

latihan pada pemain yang dirangkap oleh pemain musik atau pemain lakon.

Itupun, manakala tidak ada orang lain yang mampu membawakan peran yang

kosong. Hal ini pun, hanya dilakukan latihan pada bagian adegan atau

pemegang alat musik tertentu yang dianggap kosong atau kurang lengkap

dalam membawakan lakon dalam pementasan sesuai permintaan (penanggap

seni).

Lain halnya dengan pementasan teater istana yang sangat syarat mengusung

estetika seni yang tinggi dengan aturan (pakem) yang baku karena dikerjakan

oleh para empu dibidang seni. Kegiatan merancang pementasan teater

tradisional istana diperlukan dan dipegang oleh beberapa pelaku melalui

sistem tata kelola. Terutama dalam urusan mempersiapkan materi seni atau

164

Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

wilayah artistik. Yakni, kegiatan merencanakan pementasan seni teater untuk

mencapai kualitas seni yang adiluhung pada upacara-upacara terkait

ceremonial istana yakni sebagai sarana pencitraan kebesaran raja dan atau

para keluarga raja.

Pada kenyataan dan prosesnya dalam kegiatan merancang pementasan

teater yang sifatnya tradisional dan non tradisional dalam pembelajarannya

tetap harus dilakukan dengan menggunakan tata kelola dengan sistem

manajemen produksi pementasan. Dengan latihan yang cukup dengan

memakan waktu yang cukup, tidak jarang terjadi pergantian atau ke luar

masuk para pemain. Hal ini, akan dialami dan terjadi pada pembelajaran

merancang pementasan seni teater, terutama bagi teman-teman kamu, kamu

sendiri yang belum memiliki mental berkesenian. Oleh karenanya, apakah

kegiatan merancang pementasan teater di sekolah perlu dilakukan seperti

proses berkesenian di luar sekolah, yakni minimal tiga bulan? Jawabannya,

bisa ya, atau bisa lebih dari pada tiga bulan dalam realisasinya. Proses kegiatan

merancang pementasan teater dapat dilakukan dengan cepat atau lambat

dalam pelaksanaan. Hal ini, sangat bergantung pada kemauan dan keseriusan

kamu dalam mengasah kemampuan kamu untuk belajar.

Peluang dan kesempatan yang memungkinkan bagi pembelajar dalam

merancang pementasan teater sebagai unjuk kemampuan prestasi sekaligus

membekali kamu untuk menambah pengalaman berkesenian lebih nyata dan

objektif. Kamu dapat mengikuti pembelajaran dengan fokus dua jenis kegiatan

artistik dan non artistik dengan tahapan pengelolaan sebagai berikut:

perencanaan, pengorganisasi, penggerakan dan pengawasan terhadap sumber-

sumber potensi dan tujuan pementasan teater yang telah kamu tetapkan agar

terselenggara dengan baik dan optimal.

Setelah kamu belajar tentang pengertian dan konseptual terkait

merancang pementasan teater tradisional. Jawablah beberapa pertanyaan

di bawah ini!

1.

Apa yang dimaksud dengan merancang pementasan teater

tradisional?

2.

Mengapa setiap merancang pementasan teater memiliki hubungan

erat dengan kegiatan manajemen?